APAKAH GAJAH SEBAGAI HAMA?
Oleh :
Eli
Paska Siahaan, SP
Staf Laboratorium
Pengendalian Hama Vertebrata
Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) – Medan.
sebut. Hal ini terkait
dengan status gajah Sumatera yang baru-baru ini telah ditingkatkan dari
‘Genting’ menjadi ‘Kritis’ dalam Daftar Merah (Red List) yang dikeluarkan oleh
Organisasi International untuk Konservasi Alam (International Union for the
Conservation of Nature – IUCN). Telah terjadi penyusutan luas habitat sebanyak
70 persen dan penurunan populasi hingga setengahnya hanya dalam satu generasi.
Penyebab utama penurunan habitat dan populasi gajah Sumatera adalah hilang atau
rusaknya hutan yang banyak dikonversi menjadi perkebunan.
IUCN mengklasifikasikan subspesies
gajah Sumatera (Elephas
maximus sumatranus) sebagai Kritis (Critically Endangered) dalam
Daftar Merah IUCN (IUCN Red
List of Threatened Species). Saat ini hanya terdapat 2,400 – 2,800
individu gajah Sumatera yang ada di alam. Jumlah tersebut merupakan 50 persen
dari perkiraan populasi pada tahun 1985. Para ilmuwan mengemukakan jika tren
ini terus berlangsung, maka gajah Sumatera dapat punah di alam 30 tahun
mendatang. Menurut IUCN Red List tersebut, “Walaupun Gajah Sumatera dilindungi
di bawah hukum Negara Republik Indonesia, 85 persen habitat mereka terletak di
luar kawasan konservasi dan terancam oleh konversi.”
Gajah adalah hewan darat
terbesar di permukaan bumi (terestrial) saat ini. Di seluruh dunia, spesies gajah kini hanya tinggal dua
yaitu :
1. Loxodonta
africana Ú Gajah
Afrika.
2. Elephas maximus Ú Gajah
Asia.
Penyebaran gajah Asia: India, Srilangka,
Nepal, Pakistan, terus ke Timur Cina Selatan, Myanmar, Laos,
Kamboja, Muangthai, Malaysia, Indonesia (Sumatera).
Ada tiga sub-spesies
gajah Asia antara lain:
n Gajah
India (Elephas maximus maximus)
ukuran tubuh terbesar, tersebar di anak benua Asia (India, Srilangka,
Nepal, Buthan, Bangladesh)
n Gajah
Indochina (Elephas maximus indicus)
ukuran tubuh sedang, tersebar di negara Myanmar, Thailand, Laos,
kamboja, Vietnam, Cina Selatan, Malaysia
n Gajah
Sumatera (Elephas maximus sumatranus)
ukuran
tubuh terkecil dan hanya terdapat di Pulau Sumatera, mulai dari Prov. Aceh sampai
Lampung.
Gajah merupakan hewan herbivora dimana pakan utamanya berupa hijauan yang
berasal dari beberapa jenis tumbuhan darat, dengan jenis yang disukai adalah
hijauan banyak mengandung air. Dedaunan dari berbagai tumbuhan yang
sudah mulai mengering pun juga mau dikonsumsinya. Beberapa jenis tumbuhan yang disukai adalah pisang hutan,
rebung bambu, cempedak air, jambu-jambuan,
rumput-rumputan, pandan, rotan, tebu liar, dan sebagainya. Tanaman pertanian
yang dikonsumsi oleh gajah dapat berupa tanaman pangan (padi, jagung,
kacang-kacangan, umbi-umbian), perkebunan (kelapa, kelapa sawit, tebu, dan sebagainya), hortikultura
buah (durian, mangga, pisang, jambu, rambutan). Tanaman
pertanian yang dikonsumsi terutama tanaman yang berbatasan langsung dengan hutan
habitat gajah.
Jumlah
pakan yang dibutuhkan oleh seekor gajah dalam satu harinya kurang-lebih
sebanyak 10 % dari bobot tubuhnya.
Jika bobot tubuh gajah 2 – 3.5 ton, maka kebutuhan pakannya adalah 200 –
350 kg/hari. Kebutuhan
minum dalam sehari adalah 90 – 100 liter.
Di dalam memenuhi kebutuhan pakan, gajah juga membutuhkan vitamin dan garam
mineral berupa unsur Ca, Mg, K, dan Na untuk metabolisme yang normal. Di hutan, pada
musim hujan, kebutuhan unsur mineral ini dapat dipenuhi dari air tanah yang mengandung
unsur tersebut atau
gajah dapat juga turun ke pantai untuk mendapatkannya. Pada musim kemarau, gajah harus membongkar batuan atau
tanah yang sudah mengeras dengan menggunakan kaki dan gadingnya, kemudian
memakannya. Untuk
gajah yang dipelihara di kebun binatang atau taman safari, dapat disediakan
garam-garam jilat yaitu air minum gajah yang sudah dilengkapi dengan
unsur-unsur tersebut. Di dalam hidup
gajah 70 – 90% aktivitasnya
adalah mencari pakan.
Dalam aktivitas inilah gajah sering
dianggap sebagai binatang berbahaya dan sangat merugikan bagi petani perkebunan
khususnya yang berbatasan dengan hutan. Konversi hutan untuk pemukiman dan tanaman produksi mengakibatkan
konflik yang serius antara populasi gajah dan manusia. Hasilnya, banyak sekali gajah
yang ditangkap dari alam atau bahkan dibunuh.
Hama
dan Perlindungan Tanaman
Peraturan
Pemerintah Nomor: 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan
Tanaman, Pasal 1 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Organisme pengganggu tumbuhan adalah semua organisme yang dapat
merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Sedangkan
yang dimaksud dengan perlindungan
tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman
yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.
Pada
pasal 4 bahwa; Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan menggunakan sarana dan
cara yang tidak mengganggu kesehatan
dan atau mengancam keselamatan manusia, menimbulkan
gangguan dan kerusakan sumberdaya alam dan atau lingkungan hidup. Pasal 9; Apabila
dari hasil pemantauan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diperkirakan akan timbul kerugian, maka dilakukan tindakan pengendalian
terhadap organisme pengganggu tumbuhan dengan
memperhatikan faktor ekologi,
sosial dan efisiensi. Peraturan Pemerintah ini mengamanatkan bahwa upaya yang
ditempuh untuk melindungi tanaman dari serangan organisme pengganggu tumbuhan
harus dilakukan secara efektif dan aman agar tidak membahayakan keselamatan
manusia, kemampuan sumberdaya alam maupun kelestarian lingkungan hidup, serta
dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi budidaya tanaman;
Upaya
pengendalian yang telah dilakukan terhadap
gajah antara lain adalah menggiring gajah yang memasuki areal perkebunan atau
pemukiman masyarakat untuk kembali ke dalam hutan. Upaya ini dilakukan oleh
petugas patroli gajah (flying squad) dengan
bantuan gajah yang telah dijinakkan. Pengusiran gajah dengan bunyi-bunyian juga
efektif untuk mengusir gajah ke habitatnya. Upaya konservasi gajah pada
kantong-kantong penampungan gajah dikabarkan juga terancam oleh aktivitas konversi
hutan. WWF memberitakan sudah ada enam ‘kantong’ gajah yang punah di Provinsi
Riau dari sembilan yang ada pada 1985. Seperti
halnya yang terjadi di Riau, Provinsi Lampung telah lebih lama kehilangan
banyak kantong gajahnya. Provinsi ini telah kehilangan sembilan kantong gajah
di alam dari dua belas kantong di tahun 1980-an. Tinggal dua ‘kantong’ gajah di
Lampung tersisa yang dianggap dapat bertahan dalam kondisi habitat saat ini.
Penutup
Peraturan Pemerintah No. 6 thn 1995 tentang perlindungan
tanaman tetap mengingat pada Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan - ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya.
Menurut Peraturan Pemerintah ini Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lainnya.
Bumi adalah tempat tinggal semua
mahluk. Paham ekonomi klasik menyerahkan sumber daya alam pada mekanisme pasar.
Ekonomi klasik berpandangan pada upaya manusia yang terus mengeksploitasi
sumber daya alam untuk meningkatkan kepuasan (utility) dan kesejahteraannya (walfare).
Manusia dengan pandangan ekonomi klasik selalu melihat pada kegunaan atau
manfaat dari sesuatu untuk mensejahterakan hidupnya. Sehingga pertanyaannya
adalah “apakah gajah bermanfaat untuk mensejahterakan kehidupan manusia
(sehingga perlu untuk dilestarikan)?”. Paham enviromental ekonomics ataupun ekological
ekonomics berpandangan pada kelestarian (sustainable).
Enviromental ekonomics atau ekological ekonomics mengharapkan keberpihakan kebijakan pemerintah (secara politik)
untuk “memperhatikan” kelestarian sumber daya yang bersifat public goods. Bila kita berandai-andai;
gajah dapat berbincang-bincang seperti kita (manusia) mengobrol di warung kopi;
apakah ‘mereka’ akan mengeluhkan bahwa manusia adalah “hama” yang mengganggu
rumah, sumber makanan dan kelangsungan generasi (keturunan) ‘mereka’?.
-sekian-Eli Paska Siahaan, SP
ehh.., kasian banget gajahnya..
BalasHapusmari tolongin donk...